Jumat, 06 Mei 2011

TERTUTUPNYA KEIMANAN

Begitu Osama Bin Laden, pemimpin Al-Qaedah terbunuh oleh Navy Seal Team 6 Amerika, dunia ramai bersorak dan memperbincangkan, Orang-orang Amerika bahkan menggelar Pesta atas kematiannya, dan Negara-negara lain bersiaga akan adanya serangan balik dari teroris atas kematian Osama Bin Laden, tidak terkecuali dengan Indonesia.
Indonesia yang masih ramai dengan adanya jaringan teroris yang masih merajalela dan di tambah dengan banyaknya penculikan yang dilakukan oleh NII (Negara Islam Indonesia) menambah berat beban Negara ini utk mengatasinya.
Rakyat menuntut adanya keamanan, kenyaman, keadilan, kemakmuran dan kemerdekaan dari negeri ini, rakyat  menunggu adanya keputusan dari penguasa negeri ini untuk melangkah dan bertindak, namun rakyat hanya bisa menunggu, Dewan perwakilan yang agung yang dipercaya oleh Rakyatnya untuk bisa mengentas negara ini menuju negara yang merdeka dengan mengontrol kerja Pemerintah,  ternyata hanya mencari keuntungan pribadi, kepentingan kelompok dan bagaimana kelompok tersebut untuk bisa menguasai Negara ini.Pesta Demokrasi bukan untuk kepentingan Rakyat, namun untuk kepentingan kelompok dari partai-partai agar bisa berkuasa, mereka tidak memikirkan kepentingan rakyat tapi bagaimana mereka bisa semakin gemuk menguasai negara ini.
Semua Negara  akan menjadi merdeka dan makmur jikalau semua manusia ingat akan Amanat Allah sebelum dia terlahir di dunia ini, seperti dalam Al-Quran surat Ahzab/ayat 72 : INNA 'ARODLNAL AMAANATA 'ALAS SAMAAWAATI WAL ARDLI WAL JIBAALI FA-ABAINA AN YAHMILNAHAA WA ASYFAQNA MINHAA WAHAMALAHAL INSAANU. INNAHUU KAANA DHOLUUMAN JAHUULAA.
Artinya : "Sesungguhnya Aku (Allah) menawarkan amanat atas langit tujuh dan bumi dan gunung-gunung (tapi Ruh tidak ditawari), maka langit dan bumi serta gunung-gunung enggan memikulnya dan takut menerima amanat tersebut, kemudian manusia sanggup membawa amanat itu. Sesungguhnya manusia itu dholim dan bodoh".
Jadi pada hakekatnya iman itu sudah pembawaan Ruh sebelum Ruh memakai jasmani sebagai manusia.
Jika kita lihat surat di atas, bahwa seluruh yang ada di Jagad ini tidak ada yang mampu membawa amanat Alloh, tapi Ruh (manusia) yang tidak ditawari amanat menyatakan mampu. Dan setelah Ruh memakai jasmani, maka manusia lupa akan tauhidnya karena selama beberapa tahun tertutup dan tutupnya berlapis-lapis.
Oleh sebab itulah maka Alloh memerintahkan Rosul ke dunia ini untuk mengingatkan saja supaya manusia tidak jatuh pada musyrik, supaya sesuai dengan tauhidnya. 
Banyak orang ber Tuhan bukan kepada Allah, banyak orang lebih mementingkan identitas dalam praktek beragamanya, sampai-sampai mengalahkan substansi agama itu sendiri. Cara pandang semacam ini banyak terjadi dalam masyarakat kita. Seseorang pergi haji lebih mementingkan predikat hajinya ketimbang hikmah perjalanan sucinya. Demikian pula orang shalat lebih suka bertengkar pada benar-tidaknya gerakan daripada efek shalat yg bisa mencegah perbuatan keji dan mungkar. Pun banyak orang berpuasa lebih suka bernikmat-nikmat dgn saat-saat menjelang berbuka puasa ketimbang menjadi orang yang sehat dan bertakwa.
Agama adalah identitas sedangkan Tuhan adalah substansi. Ajaran agama adalah proses untuk mendekatkan diri kepada Tuhan sebagai "substansi Tunggal" dan makna Islam adalah "berserah diri" kepada Allah saja. Banyak orang KTP nya beragama Islam tetapi dia tidak berproses untuk berserah diri kepada Allah, maka hakikatnya dia belum beragama islam. Banyak orang berserah diri kepada harta benda dan investasinya. Seluruh perjuangan hidupnya semata-mata untuk mengejar harta benda yang dikiranya akan menjadi sumber kebahagiannya. Ada yang berserah diri kepada partai politiknya dan kekuasaan. Maka seluruh usianya dihabiskan untuk bertengkar dan rebutan kekuasan, tak peduli harus bertengkar dengan saudara sendiri. Ada yang berserah diri kepada organisasi massanya, sehingga sesama organisasi massa Islam saling berebut identitas, mengklaim kebenaran hanya miliknya dan asal ingin tampil beda. Mereka mengira dengan cara itu sedang berproses untuk mendekatkan diri kepada Allah? Berserah Diri kepada- Nya ?.Banyak orang lupa usianya dihabiskan hanya sekedar untuk ngurusi identitas dan kepuasan atas menang & kalah atau mengejar harta benda yang menjebak orientasi keagamaanya. Dalam istilah Al Qur'an disebut sebagai bermegah-megah semata. Terjebak kepada aksesoris, lupa kepada substansi, seperti dalam surat At-Takatsur (102) :1-3 yang artinya : Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, (sungguh) kelak kamu akan mengetahui (akibatnya).
Kecintaan kepada Allah itulah yang akan membimbing seseorang untuk berada diatas jalan Tuhan. Sedangkan kecintaan selain kepada Allah akan menyesatkannya kepada apa yang dicintainya itu. Kebahagian orang-orang yang beriman adalah kecintaannya kepada Allah. Sedangkan kebahagian orang-orang zalim adalah apa-apa yang selain Allah. Kebahagiaan orang yang beriman tiada terukur dan tiada pernah berakhir, karena Allah adalah Dzat yang Maha kekal, sedangkan kebahagian orang yang zalim akan berakhir seiring dengan ketidak-kekalan segala apa yang didambakannya itu, ingatlah bahwa dunia ini akan musnah. seperti tertuang dalam QS. Ar Rahman (55): 26-28 yang artinya semua yang ada dibumi itu akan binasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar disini